MAKALAH
PERKEMBANGAN PENERAPAN IFRS DI INDONESIA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Standar akuntansi keuangan yang yang baik merupakan salah
satu prasarana penting dalam setiap instansi perusahaan. Standar akuntansi
keuangan dapat diibaratkan sebagai sebuah cermin, di mana cermin yang baik akan
mampu menggambarkan kondisi praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu,
pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak
diperlukan pada masa sekarang ini.
Terkait hal tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai
wadah profesi akuntansi di Indonesia selalu tanggap terhadap perkembangan yang
terjadi, khususnya dalam hal-hal yang memengaruhi dunia usaha dan profesi
akuntan.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Di
indonesia Melaui IFRS
1.3
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui sejauh mana standar akuntansi Keuangan yang
telah menerapkan IFRS
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah, perkembangan, dan
pengadopsian Standar Akuntansi Internasional di Indonesia
Berikut adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia
mulai dari awal sampai dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS
(Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2008).
- di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda.
- sampai Thn. 1955 : Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang standar keuangan.
- Tahun. 1974 : Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi.
- Tahun. 1984 : Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi.
- Akhir Tahun 1984 : Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC (International Accounting Standart Committee)
- Sejak Tahun. 1994 : IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.
- Tahun 2008 : diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.
- Tahun. 2012 : Ikut IFRS sepenuhnya?
B. Pengadopsian Standar Akuntansi
Internasional di Indonesia
Saat ini standar akuntansi keuangan nasional sedang dalam
proses konvergensi secara penuh dengan International Financial Reporting
Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB (International Accounting Standards
Board. Oleh karena itu, arah penyusunan dan pengembangan standar akuntansi
keuangan ke depan akan selalu mengacu pada standar akuntansi internasional
(IFRS) tersebut.
Untuk hal-hal yang tidak diatur standar akuntansi
internasional, DSAK akan terus mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk
memenuhi kebutuhan nyata di Indonesia, terutama standar akuntansi keuangan
untuk transaksi syariah, dengan semakin berkembangnya usaha berbasis syariah di
tanah air. Landasan konseptual untuk akuntansi transaksi syariah telah disusun
oleh DSAK dalam bentuk Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah. Hal ini diperlukan karena transaksi syariah mempunyai karakteristik
yang berbeda dengan transaksi usaha umumnya sehingga ada beberapa prinsip
akuntansi umum yang tidak dapat diterapkan dan diperlukan suatu penambahan
prinsip akuntansi yang dapat dijadikan landasan konseptual.
C. Revisi terbaru PSAK yang mengacu
pada IFRS
Sejak Desember 2006 sampai dengan pertengahan tahun 2007
kemarin, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
telah merevisi dan mengesahkan lima Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK). Revisi tersebut dilakukan dalam rangka konvergensi dengan International
Accounting Standards (IAS) dan International financial reporting standards
(IFRS). 5 butir PSAK yang telah direvisi tersebut antara lain: PSAK No. 13, No.
16, No. 30 (ketiganya revisi tahun 2007, yang berlaku efektif sejak 1 Januari
2008), PSAK No. 50 dan No. 55 (keduanya revisi tahun 2006 yang berlaku efektif
sejak 1 Januari 2009).
- PSAK No. 13 (revisi 2007) tentang Properti Investasi yang menggantikan PSAK No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi (disahkan 1994),
- PSAK No. 16 (revisi 2007) tentang Aset Tetap yang menggantikan PSAK 16 (1994) : Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain dan PSAK 17 (1994) Akuntansi Penyusutan,
- PSAK No. 30 (revisi 2007) tentang Sewa menggantikan PSAK 30 (1994) tentang Sewa Guna Usaha.
- PSAK No. 50 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan yang menggantikan Akuntansi Investasi Efek Tertentu
- PSAK No. 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran yang menggantikan Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai.
Kelima PSAK tersebut dalam revisi terakhirnya sebagian besar
sudah mengacu ke IAS/IFRS, walaupun terdapat sedikit perbedaan terkait dengan
belum diadopsinya PSAK lain yang terkait dengan kelima PSAK
tersebut. Dengan adanya penyempurnaan dan pengembangan PSAK secara
berkelanjutan dari tahun ke tahun, saat ini terdapat tiga PSAK yang
pengaturannya sudah disatukan dengan PSAK terkait yang terbaru sehingga nomor
PSAK tersebut tidak berlaku lagi, yaitu :
- PSAK No. 9 (Revisi 1994) tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 1 (Revisi 1998) tentang Penyajian Laporan Keuangan;
- PSAK No. 17 (Revisi 1994) tentang Akuntansi Penyusutan pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang Aset Tetap;
- PSAK No. 20 tentang Biaya Riset dan Pengembangan (1994) pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 19 (Revisi 2000) tentang Aset Tidak Berwujud.
D. PSAK yang sedang dalam proses revisi
Ikatan Akuntan Indonesia merencanakan untuk konvergensi
dengan IFRS mulai tahun 2012, untuk itu Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
sedang dalam proses merevisi 3 PSAK berikut (Sumber: Deloitte News Letter,
2007):
ü
PSAK 22 : Accounting for Business Combination, which is revised by reference to
IFRS 3 : Business Combination;
ü
PSAK 58 : Discontinued Operations, which is revised by reference to IFRS 5 :
Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations;
ü
PSAK 48 : Impairment of Assets, which is revised by reference to IAS 36 :
Impairment of Assets
Berikut adalah program pengembangan standar akuntansi
nasional oleh DSAK dalam rangka konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan
Indonesia, 2008):
- Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK;
- Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS;
- Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik. Namun IFRS tidak wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan lokal yang tidak memiliki akuntabilitas publik. Pengembangan PSAK untuk UKM dan kebutuhan spesifik nasional didahulukan.
E. Efek penerapan International
Accounting Standard (IAS) terhadap Laporan Keuangan
Beberapa penelitian di luar negeri telah dilakukan untuk
menganalisa dan membuktikan efek penerapan IAS (IFRS) dalam laporan keuangan
perusahaan domestik. Penelitian itu antara lain dilakukan oleh Barth, Landsman,
Lang (2005), yang melakukan pengujian untuk membuktikan pengaruh Standar
Akuntansi Internasional (SAI) terhadap kualitas akuntansi. Penelitian lain
dilakukan oleh Marjan Petreski (2005), menguji efek adopsi SAI terhadap
manajemen perusahaan dan laporan keuangan.
Hung & Subramanyan (2004) menguji efek adopsi SAI
terhadap laporan keuangan perusahaan di Jerman. Hasil penelitian ini memberikan
bukti bahwa total aktiva, total kewajiban dan nilai buku ekuitas, lebih tinggi
yang menerapkan IAS dibanding standar akuntansi Jerman, dan tidak ada perbedaan
yang signifikan pada pendapatan dan laba bersih yang didasarkan atas Standar
Akuntansi Internasional dan Standar Akuntansi Jerman. Adopsi SAI juga berdampak
pada rasio keuangan, antaralain rasio ROE, RAO, ATO, rasio LEV dan PM, rasio
nilai buku terhadap nilai pasar ekuitas, rasio Earning to Price.
Pricewaterhouse Coopers (2005) menyatakan bahwa perubahan
standar akuntansi tersebut akan berdampak pada berbagai area antara lain:
Product viability, Capital Instruments, Derivatives dan hedging, Employee
benefits, fair valuations, capital allocation, leasing, segment reporting,
revenue recognition, impairment reviews, deferred taxation, cash flows, disclosures,
borrowing arrangements and banking covenants.
F. Peranan dan keuntungan harmonisasi
atau adopsi IFRS sebagai standar akuntansi domestik
Keuntungan harmonisasi menurut Lecturer Ph. Diaconu Paul
(2002) adalah: (1) Informasi keuangan yang dapat diperbandingkan, (2)
Harmonisasi dapat menghemat waktu dan uang, (3) Mempermudah transfer informasi
kepada karyawan serta mempermudah dalam melakukan training pada karyawan, (4)
Meningkatkan perkembangan pasar modal domestik menuju pasar modal internasional,
(5) Mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan operasional yang
berguna untuk menjalankan bisnis serta mempermudah dalam pengelolaan hubungan
baik dengan pelanggan, supplier, dan pihak lain.
Pricewaterhouse
Coopers (2005) dalam publikasinya “Making A change To IFRS” mengatakan:
“Financial reporting that is not easily understood by global users is unlikely
to bring new business or capital to a company. This is why so many are either
voluntarily changing to IFRS, or being required to by their governments.
Communicating in one language to global stakeholders enhances confidence in the
business and improves finance-raising capabilities. It also allows
multinational groups to apply common accounting across their subsidiaries,
which can improve internal communications, and the quality of management
reporting and group decision-making. At the same time, IFRS can ease
acquisitions and divestments through greater certainty and consistency of
accounting interpretation. In increasingly competitive markets, IFRS allows
companies to benchmark themselves against their peers worldwide, and allows
investors and others to compare the company’s performance with competitors
globally. Those companies that do not make themselves comparable (or can’t,
because national laws stand in the way) will be at a disadvantage and their
ability to attract capital and create value going forward will be undermined”
Dalam publikasi tersebut, Pricewaterhouse Coopers sebagai
perusahaan jasa professional atau kantor akuntan terbesar di dunia saat ini,
menyatakan bahwa laporan keuangan dituntut untuk dapat memberikan informasi
yang lebih dapat dipahami oleh pemakai global, dengan demikian dapat menarik
modal ke dalam perusahaan. Hal inilah yang mendorong atau menuntut perubahan
peraturan akuntansi domestik ke arah IFRS. Dengan mengadopsi IFRS berarti
laporan keuangan berbicara dengan bahasa akuntansi yang sama, hal ini akan
memudahkan perusahaan multinasional dalam berkomunikasi dengan cabang-cabang
perusahaannya yang berada dalam negara yang berbeda, meningkatkan kualitas
pelaporan manajemen dan pengambilan keputusan. Dengan mengadopsi IFRS juga
berarti meningkatkan kepastian dan konsistensi dalam interpretasi akuntansi,
sehingga memudahkan proses akuisisi dan divestasi. Dengan mengadopsi IFRS
kinerja perusahaan dapat diperbandingkan dengan pesaing lainnya secara global,
apalagi dengan semakin meningkatnya persaingan global saat ini. Akan menjadi
suatu kelemahan bagi suatu perusahaan jika tidak dapat diperbandingkan secara
global, yang berarti kurang mampu dalam menarik modal dan menghasilkan
keuntungan di masa depan.
G. Perlunya Harmonisasi Standar
Akuntansi Internasional di Indonesia
Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi internasional
untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau
sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi standar internasional itu bukan
perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal.
Indonesia sudah melakukannya namun sifatnya baru harmonisasi, dan selanjutnya
akan dilakukan full adoption atas standar internasional tersebut. Adopsi
standar akuntansi internasional tersebut terutama untuk perusahaan publik. Hal
ini dikarenakan perusahaan publik merupakan perusahaan yang melakukan transaksi
bukan hanya nasional tetapi juga secara internasional. Jika ada perusahaan dari
luar negeri ingin menjual saham di Indonesia atau sebaliknya, tidak akan lagi
dipersoalkan perbedaan standar akuntansi yang dipergunakan dalam menyusun
laporan.
Ada beberapa pilihan untuk melakukan adopsi, menggunakan IAS
apa adanya, atau harmonisasi. Harmonisasi adalah, kita yang menentukan mana
saja yang harus diadopsi, sesuai dengan kebutuhan. Contohnya adalah PSAK
(pernyataan standar akuntansi keuangan) nomor 24, itu mengadopsi sepenuhnya IAS
nomor 19. Standar ini berhubungan dengan imbalan kerja atau employee benefit.
Kerugian apa yang akan kita hadapi bila kita tidak melakukan
harmonisasi, kerugian kita berkaitan dengan kegiatan pasar modal baik modal
yang masuk ke Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek
di Negara lain. Perusahaan asing yang ingin listing di BEI akan kesulitan untuk
menerjemahkan laporan keuangannya dulu sesuai standart nasional kita, sedangkan
perusahaan Indonesia yang akan listing di Negara lain, juga cukup kesulitan
untuk menerjemahkan atau membandingkan laporan keuangan sesuai standart di
negara tersebut. Hal ini jelas akan menghambat perekonomian dunia, dan aliran
modal akan berkurang dan tidak mengglobal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
SAK indonesia direncanakan akan mengadopsi penuh IFRS pada
tahun 2012, hal ini diharapkan akan semakin membawa perusahaan – perusahaan di
Indonesia dapat bersaing dengan perusahaan internasional lainnya. Karena dengan
melakukan adopsi ini tentunya penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan juga akan semakin akuntabel dan transparan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa
kendala yang dihadapi dalam menerapkan full adoption terhadap IFRS, namun demi
kepentingan semakin terciptanya proses akuntansi yang semakin baik IFRS harus
diterapkan.
Bagi akademisi tentunya juga harus mempelajari secara
mendalam tentang IFRS ini, dengan harapan akan tersedia sumberdaya yang memadai
untuk semakin membawa ke arah yang positif dari adopsi IFRS ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://foindonesia.blogspot.com/2011/04/konvergensi-ifrs-di-indonesia.html
Betway Casino Review 2021 | Rated One of the Best in Canada
BalasHapusWith a generous welcome bonus, it's not difficult 에그 벳 to get started without reading our review of club w88 Betway's 호날두주니어 mobile and desktop 피망 포커 현금화 gaming options. This 브라 벗기 미션 is by far the most impressive and